Halaman


Minggu, 21 April 2013

MENINGKATKAN SEMANGAT SISWA DI KELAS


A.      Semangat Kelas
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang efektif dapat menimbulkan semangat kelas dan membuat pembelajaran menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan tinggi terbukti meningkatkan hasil belajar. Suasana gembira disini bukan berarti suasana ribut, hura-hura, kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal. Ciri-ciri suasana belajar yang menyenangkan dan tidak menyenangkan di antaranya adalah sebagai berikut :
1.      Ciri suasana belajar yang menyenangkan
a)      Rileks
b)      Bebas dari tekanan
c)      Aman
d)     Menarik
e)      Bangkitnya minat belajar
f)       Adanya keterlibatan penuh
g)      Perhatian peserta didik tercurah
h)      Lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan kelas terang, pengaturan tempat duduk leluasa untuk peserta didik bergerak)
i)        Bersemangat
j)        Perasaan gembira
k)      Konsentrasi tinggi
2.      Ciri suasana belajar yang tidak menyenangkan
a)      Tertekan
b)      Perasaan terancam
c)      Perasaan menakutkan
d)     Merasa tidak berdaya
e)      Tidak bersemangat
f)       Malas/tidak berminat
g)      Jenuh/bosan
h)      Suasana pembelajaran monoton
i)        Pembelajaran tidak menarik siswa

B.       Penyebab Rendahnya Semangat di Kelas
Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya semangat belajar dikelas, diantaranya:
Pertama, ketika guru dengan bertindak otoriter menjadi galak dan memandang siswa sebagai objek, bukan sebagai subyek. Hal itu menyebabkan siswa merasa tidak dianggap.
Kedua, ketika guru memandang siswa sebagai tabularasa (kertas kosong) sehingga harus dicorat-coret dengan seenaknya. Siswa merasa tidak dapat nmengungkapkan pengalaman ataupun pengetahuan yang sebenarnya telah ia miliki atau bertentangan dengan bakat dan kemampuannya.
Ketiga, ketika proses pembelajaran dari awal hingga akhir dikuasai sepenuhnya oleh guru. Hal ini membuat siswa kehilangan kebebasan mengekpresikan siapa dia sebenarnya dan apa yang ia miliki.
Keempat, lingkungan fisik sekolah, baik di dalam kelas maupun lingkungan sekolah menjadi tempat yang tidak enjoy bagi siswa. Lingkungan sekolah yang kaku dan penataan kelas yang terlihat kumuh dan monoton membuat siswa tidak betah di lingkungan sekolah.  

C.      Cara Meningkatkan Semangat di Kelas
Dunia belajar mengajar adalah dunia yang terus berkembang. Seorang guru yang terus menerus gunakan metode dan pendekatan yang sama saat mengajar, akan terlihat menjadi guru yang hanya menjalankan rutinitas. Terbayanglah sudah jika seorang individu hanya menjalankan rutinitas belaka, maka ia sendiri sebagai pelaku akan mudah terjebak untuk menjadi jenuh dan cepat jadi bosan pada profesi yang menjadi pilihannya. Jika ia tidak bosan maka yang terjadi individu tersebut akan menjadi diam ditempat, tidak berkembang dan lupa untuk belajar. Hal tersebut dapat menurunkan semangat siswa untuk belajar didalam kelas.
Salah satu jembatan yang bisa menghubungkan antara antusiasme, suasana hati seorang guru dan tugas kesehariannya sebagai pendidik adalah hal yang disebut sebagai perencanaan. Dengan merencanakan guru bisa menikmati profesinya sambil bisa menikmati kehidupan sosialnya. Sehingga siswa dapat merasa nyaman berada dikelas dan semangat dalam belajar dikelas. Berikut ini beberapa ciri pribadi guru yang memiliki perencanaan yang baik dalam mengajar:
1.      Sudah ada di kelas sebelum kelas dimulai, waktunya bisa 5 sampai 10 menit sebelum siswa datang ke kelas. Dengan demikian ia tidak sering berdiri membelakangi siswa saat menulis atau melakukan persiapan sesuatu dalam mengajar.
2.      Tidak sekedar membawa dirinya saja, tapi juga tampil dengan bahan dan sumber belajar, seperti misalnya kartu permainan untuk guru bahasa, dan alat peraga yang sederhana yang sifatnya hands on yang bisa dipakai oleh siswanya di kelas.
3.      Mulai kelas dengan tepat waktu, guru yang merencanakan pembelajarannya dengan baik tidak sabar untuk segera memulai kelas.
4.      Jika mengajar hanya satu jam pelajaran ia akan memaksa siswanya untuk siap segera memulai kegiatan dan langsung memberikan arahan serta instruksi pekerjaan pada siswa. Ia tidak akan membiarkan siswa kehilangan arah dan mulai berulah mengobrol atau mengganggu temannya. Semuanya sibuk karena sudah ada pekerjaan yang mesti dikerjakan.
5.      Jika ia mengajar lebih dari 2 jam pelajaran, ia akan membagi siswanya dalam group dengan rotasi dengan alokasi waktu yang sama. Group berguna untuk membuat siswa mnjadi sibuk. Siswa yang sibuk apalagi dengan tugas bermakna menjadi ciri suasana pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangka.
6.      Ia akan banyak mengajukan pertanyaan pada siswanya di kelas, siswa akan diarahkan dengan pertanyaan dan bukan dengan ceramah atau perintah.
7.      Penugasan kepada siswa dilakukan dengan pola penugasan berupa paket yang terdiri dari soal yang sedikit, ringkas tapi menantang.
8.      Ia akan selalu melihat jam, tapi bukan karena ia bosan. Ia melihat jam demi memastikan semua target pembelajarannya hari ini tercapai dan memenuhi hasrat pengabdian profesional sebagai guru.
9.      Selalu tersenyum saat menerangkan dan tidak mudah marah saat ada siswa yang berbuat kesalahan. Hal ini terjadi karena ia yakin dengan arah pembelajarannya dan panik hanya karena ada satu saja siswa yang berulah.
10.  Suasana kelasnya ‘turun naik’, artinya tidak melulu sunyi senyap, tapi juga ‘meriah’ jika siswa sedang diajak untuk belajar dengan debat, kuis atau kompetisi kecil yang menyenangkan. Saat itu terjadi ia akan cepat menutup pintu khawatir akan mengganggu kelas lain, hal ini cepat diantisipasi karena masuk dalam perencanaannya sebelum mengajar.
Ketika seorang anak mengikuti pelajaran di dalam kelas , ia kelihatan malas, tidak bersemangat dan meletakan kepalanya di atas meja serta sesekali mencorat-coret mejanya juga memainkan permainannya. Ia kelihatan tidak tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan saat itu. Bahkan ada beberapa anak lain yang membuat kegaduhan saat pelajaran sedang berlangsung.
Kejadian seperti di atas tentu sering ditemui dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Dan hal seperti demikian pula sering membuat seorang guru terpancing emosinya karena melihat ulah anak yang tidak bersemangat maupun anak yang tidak memperhatikan pelajaran yang sedang dilakukan.
Kalau 
diperdalam pemahaman terhadap kelas yang demikian tentu ada sesuatu yang salah telah terjadi pada kegiatan belajar yang sedang berlangsung. Dengan demikian tentu kita sebagai guru harus secepat mungkin memahami kondisi yang demikian. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan
  1. Sebelum mengajar membuat rencana sejelas dan sebaik mungkin tentang langkah-langkah pembelajaran yang akan kita laksanakan.
  2. Melakukan KBM sesuai dengan rencana yang telah kita buat
  3. Mengatasi segera setiap kejadian yang akan menghambat kegiatan belajar anak
  4. Membawa anak kedalam suasana yang menyenangkan dan bukan yang menakutkan
  5. Mempergunakan metode permainan agar anak selalu semangat dalam mengikuti pelajaran kita
  6. Menggunakan media pembelajaran dengan kreatif
  7. Memperbanyak kegitan belajar yang melibatkan anak tidak semata-mata pembelajaran adalah milik guru
  8. Mengendalikan diri agar tidak mudah terpancing emosi dengan tingkah laku anak yang tidak inginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar