Layanan
bimbingan dan konseling di Sekolah, khususnya di Sekolah Dasar tidak dapat
dilepaskan dari sifat, fungsi, dan tujuan bimbingan dan konseling itu sendiri.
Oleh karena itu, esensi bimbingan dan konseling akan ditemukian dalam sifatnya
itu, sedangkan aktivitasnya seperti apa pada dasarnya akan dilihat dalam fungsi
bimbingan dan konseling tersebut. Adapun tujuan merupakan hasil akhir yang
diharapkan dari kerja bimbingan dan konseling. Maka dari itu, bimbingan dan
konseling itu targetnya bukan waktu, akan tetapi selesainya proses bantuan yang
diberikan dalam mengatasi masalah individu dan atau kelompok. Untuk itu secara
ringkas dibahas lebih lanjut tentang (1) sifat bimbingan dan konseling, (2)
fungsi bimbingan dan konseling, dan (3) tujuan bimbingan dan konseling di
Sekolah Dasar.
Konsep-konsep
Pokok
Konsep-konsep
pokok yang perlu dipahami dan didalami lebih lanjut yang terdapat pada bab ini
adalah:
1.
Rumusan tentang sifat
bimbingan dan konselingdi sekolah dari berbagai ahli bimbingan dan konseling;
2.
Lima macam rumusan
bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar oleh Nurihsan A.J. dan Sudianto A.;
3.
Penjelasan
masing-masing jenis sifat bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar, yaitu:
pencegahan, penyembuhan, perbaikan, pemeliharaan, dan pembangunan;
4.
Rumusan fungsi
bimbingan dan konseling di Sekolah dari berbagai ahli bimbingan dan konseling;
5.
Empat macam fungsi
bimbingan dan konseling di sekolah Dasar oleh Nurihsan A.J. dan Sudianto A.
beserta penjelasannya;
6.
Penjelasan
masing-masing fungsi bimbingan dan konseling di Sekolah dasar, yang terdiri
dari fungsi pemahaman, fungsi penyaluran, fungsi adaptasi dan fungsi
penyesuaian;
7.
Rumusan tentang tujuan
bimbingan dan konseling di sekolah dari berbagai ahli bimbingan dan konseling;
8.
Empat macam tujuan
bimbingan dan konseling di sekolah oleh Nurihsan A.J. dan Sudianto A. beserta
penjelasannya;
9.
Penjelasan tujuan
biimbingan dan konseling di Sekolah Dasar beserta hal-hal yang harus mendapat
kesempatan dan tinjauan dari peserta didik.
A.
Sifat Bimbingan dan
Konseling
Dalam kajian bimbingan dan
konseling di sekolah, khususnya sekolah dasar dalam pembahasannya antara fungsi
dan sifat bimbingan dan konseling biasanya banyak dibahas secara berhimpitan atau beriringan. Bahkan
tak sedikit ahli yang dalam pembahasan kedua hal tersebut seakan-akan sama,
tidak memperlihatkan perbedaannya secara tajam, meskipun dalam kegunaan
sehari-hari sering dibedakan antara sifat dan fungsi.
Sifat lebih menunjukkan karakter
atau watak yang merupakan kebiasaan yang dilakukan secara terus-menerus dan
berulang-ulang, dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, dapat disebut
dengan ciri khas. Banyak pengertian
tentang sifat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (2003:
1062) disebutkan antara lain: (1) peri keadaan yang menurut kodratnyaada pada
sesuatu (benda, orang, dsb); (2)ciri khas yang ada pada sesuatu (untuk
membedakan dari yang lain); (3) dasar watak (dibawa sejak lahir);tabiat.
Sedangkan fungsi merupakan bagian
utama dari dari cabang kerja yang selanjutnya tebagi menjadi aktivitas (Marbun.
2003: 79).
Jadi antara sifat dan fungsi sebenarnya
memiliki perbedaan, meskipun sama-sama berhubungan dengan pekerjaan atau
aktivitas sehari-hari, maka dari itu meskipun memiliki persamaan sehingga
sering dalam penerapan sehari-hari seakan-akan sama, meskipunjuga ada yang
membedakan atau memisahkan. Sebagai contoh Nurihsan A.J. dan Sudianto A. (2004:
13-15) dalam pembahasannya antara sifat dan fungsi bimbingan dan konseling
diletakkan secara terpisah tetapi bersandingan atau berurutan. Dengan demikian
masih terkesan adanya perbedaan antara sifat dan fungsi. Menurut Nurihsan AJ
dan Sudianto A, sifat bimbingan dan konseling ada 5 macam, yaitu: (1) pencegahan,
(2) penyembuhan, (3) perbaikan, (4) pemeliharaan, dan (5) pengembangan.
Sedangkan fungsi bimbingan dan konseling disebutkan ada 4 macam, yaitu: (1)
fungsi pemahaman, (2) fungsi penyaluran, (3) fungsi adaptasi, dan (4) fungsi
penyesuaian.
Berkaitan dengan sifat dan fungsi
bimbingan dan konseling diatas dalam pembahasan tertentu ada yang menyebutkan
sifat disamakan dengan fungsi. Hal tersebut sebagaimana disebutkan oleh Sukardi
DK (2002: 26-28) bahwa ditinjau dari segi sifatnya, layanan bimbingan dan konseling
dapat berfungsi (1) pencegahan (preventif),
(2) fungsi pemahaman, (3) fungsi perbaikan, dan (4) fungsi pemeliharaan dan
pengembangan. Bahkan menurut Yusuf S dan Nurihsan AJ (2006: 16-17) antara sifat
dan fungsi bimbingan dijadikan satu menjadi fungsi bimbingan yang dirinci
menjadi tujuh macam, yaitu: (1) pemahaman, (2) preventif, (3) pengembangan, (4)
perbaikan (penyembuhan), (5) penyaluran, (6) adaptasi, (7)penyesuaian.
Selanjutnya Prayitno dan Amti E (2004:194) juga menyebutkan fungsi bimbingan dan
konseling yang hampir sama dengan sifat bimbingan dan konseling seperti yang
telah disebutkan oleh ahli yang terdahulu. Menutut ia ada 4 fungsi bimbingan
dan konseling di sekolah, yaitu: (a) fungsi pemahaman, (b) fungsi pencegahan,
(c) fungsi pengentasan, (d) fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Dengan
demikian sulit ditemukan secara tegas yang memisahkan anatara sifat dan fungsi,
hal tersebut dapat dipahami.
Menurut Nurihsan AJ dan Sudianto A,
sifat bimbingan dan konseling ada 5 macam, yaitu:
1.
Pencegahan
Bimbingan dan konseling berusaha
mencegah siswa dari berbagai masalah yang mungkin timbul, yang dapat menggangu,
menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses
perkembangannya.
2. Penyembuhan
Bimbingan dan konseling diusahakan
mampu mengatasi berbagai permasalahan yang dialami oleh siswa.
3. Perbaikan
Bimbingan konseling untuk
memperbaiki kondisi siswa dari permasalahan yang dihadapinya sehingga dapat
berkembang secara optimal
4. Pemeliharaan
Bimbingan dan konseling untuk memelihara
kondisi indibidu yang sudah baik agar tetap baik.
5. Pengembangan
Bimbingan dan konseling untuk
mengembangkan berbagai potensi dan kondisi positif individu dalam rangka
perkembangan dirinya sendiri secara mantap dan berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar