Kelas Tumbuhan Paku (Pteridophyta)- Pada klasifikasi
makhluk hidup dalam lima kingdom, tumbuhan paku termasuk dalam kingdom Plantae.
Tumbuhan paku termasuk kedalam tumbuhan berpembuluh. Tumbuhan paku sudah
termasuk ke dalam tumbuhan kormus (Cormophyta) karena sudah memiliki akar,
batang, dan daun yang jelas. Tumbuhan paku dapat hidup di atas tanah atau batu,
menempel di kulit pohon (epifit), di tepi sungai di tempat-tempat yang lembap
(higrofit), hidup di air (hidrofit), atau di atas sampah atau sisa tumbuhan
atau hewan (saprofit). Sebagian besar tumbuhan paku mempunyai batang yang
tumbuh di dalam tanah yang disebut rhizoma. Akar pada tumbuhan paku bersifat
seperti serabut yang ujungnya dilindungi oleh kaliptra (tudung akar). Batang
pada sebagian besar paku tidak terlihat karena berada di dalam tanah dalam
bentuk rimpang. Akan tetapi, ada pula tumbuah paku yang memiliki batang di
permukaan tanah yang bercabang, seperti pada Cyathea.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah
bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies tumbuhan paku yang
diketahui sekitar 10.000 (diperkirakan 3.000 diantaranya tumbuh di Indonesia),
sebagian besar tumbuhan paku tumbuh di daerah tropika basah yang lembab.
Tumbuhan paku cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas. Tumbuhan
paku ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagai epifit. Paku menyukai
tempat lembab (higrofit), dari kawasan pantai sampai di daerah pegunungan
tinggi.
Secara
ringkas Tumbuhan paku memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Berbeda
dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang, dan daun
sejati. Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk kormophyta berspora.
2.
Baik pada
akar, batang, dan daun, secara anatomi tumbuhan paku sudah memiliki berkas
pembuluh angkut, yaitu xilem yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral
dari akar menuju daun untuk proses fotosintesis, dan floem yang berfungsi
mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
3.
Habitat
tumbuhan paku ada yang di darat dan ada pula yang di perairan serta ada yang
hidupnya menempel.
4.
Pada waktu
masih muda tumbuhan, biasanya daun tumbuhan paku menggulung dan bersisik.
5.
Tumbuhan
paku dalam hidupnya dapat bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan
gemmae dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina.
6.
Dalam siklus
hidup (metagenesis) tumbuhan paku terdapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku
sendiri.
7.
Fase
sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada
fase gametofitnya.
8.
Tumbuhan
paku memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya fotoautotrof.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar