A.
Masalah
1. Pengertian Masalah
Suatu kesenjangan antara harapan dengan kenyataan,
perundang-undangan dengan pelaksanaan, peraturan dengan implementasinya, teori
dengan praktik, sehingga menarik minat dan perhatian untuk diteliti.
2. Pengertian Masalah Penelitian
Dalam pengertian umum, masalah penelitian adalah suatu
pertanyaan atau pernyataan yang menyatakan tentang situasi yang memerlukan
pemecahan melalui penelitian, atau keputusan atau perlu didiskusikan. Secara
lebih spesifik, masalah penelitian merupakan pertanyaan yang menanyakan
hubungan antar variabel penelitian. Pengertian lain menunjukkan bahwa masalah
merupakan kesenjangan antara situasi yang diharapkan dengan situasi yang ada.
Dapat juga dikatakan sebagai kesenjangan antara tujuan yang ingin dicapai
dengan keterbatasan alat dan sumberdaya yang dimiliki untuk mencapai tujuan
tersebut. Masalah juga dapat dikatakan sebagai kesenjangan antara teori dan
praktik.
Untuk menjadi suatu masalah penelitian khususnya penelitian survei, harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
Untuk menjadi suatu masalah penelitian khususnya penelitian survei, harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Suatu masalah penelitian harus
menggambarkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
b. Walaupun tidak merupakan suatu
keharusan bahwa suatu masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, akan
tetapi banyak ahli penelitian menyarankan bahwa masalah penelitian hendaknya
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Suatu masalah penelitian yang dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan akan lebih mengarahkan pada jawaban yang diharapkan.
Dengan bentuk pertanyaan, jawabannya akan lebih jelas dan langsung pada
sasarannya.
c. Suatu masalah penelitian memerlukan
pengujian secara empirik. Pengujian empirik berarti bahwa pemecahannya
dilandasi oleh bukti-bukti empirik yang diperoleh dari lapangan, dengan jalan
mengumpulkan data yang relevan.
3. Masalah yang
Baik untuk Diteliti
a. Masalah yang
tepat diteliti yaitu masalah yang dihadapkan pada suatu kebutuhan atau
tantangan bagi peneliti.
b. Masalah mudah
dirumuskan sehingga menjadi jelas batasannya, kedudukan dan alternatif cara
pemecahannya.
c. Memiliki
hipotesis yang jelas sebagai titik tolak dalam penelitian dan alternatif
pemecahannya.
d. Mudah dalam
pengumpulan data untuk menguji hipotesis.
e. Mudah dalam
menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan dikembalikan pada
jawaban hipotesis yang sudah dirumuskan.
f. Dapat
memecahkan masalah yang diteliti sehingga dapat menemukan kebenaran serta
implikasinya untuk memberi saran-saran agar masa depan lebih baik.
B.
Perencanaan
Judul Penelitian
Sebelum
menentukan suatu judul penelitian, terlebih dahulu dilakukan pemilihan tema.
Tema adalah gagasan sentral atau ide pokok sebuah karangan. Dalam hal ini tema
dapat dipilih dari berbagai bidang kehidupan, misalnya : ekonomi, sosial,
politik, teknologi, pendidikan dan lain sebagainya.
Tema karya
ilmiah yang baik, setidaknya harus memenuhi lima syarat sebagai berikut:
1. Menarik
untuk ibicarakan oleh komunitas pembaca.
2. Memiliki
nilai urgenitas yang cukup lama dalam kehidupan masyarakat.
3. Aktual,
sedang hangat dalam pembicaraan publik.
4. Sesuai
dengan minat keilmuan penulis.
5. Terjangkau
oleh kemampuan penulis, baik kemampuan akademik atau keilmuan, ketersediaan
bahan, referensi, tenaga, waktu dan biaya.
Syarat aktual
terutama berlaku bagi karya iliah artikel, resensi, dan makalah. Adapun tema
skripsi, tesis dan disertasi pada umumnya disesuaikan dengan disiplin ilmu penulis
dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Setelah
pemilihan tema, kemudian menentukan topik. Topik adalah pokok kajian yang dapat
diturunkan atau diambil dari tema atau sub tema. Topik yang merupakan sub tema
tersebut tersedia banyak di sekitar kita. Misanya:
1. Bidang
sosial mencakup masalah kemasyarakatan, sistem dan pranata sosial, fenomena
gerakan perempuan masa kini, bias jender dalam kehidupan masyarakat kita.
2. Bidang
ekonomi meliputi perbankan, manajemen, akutansi, asuransi, bisnis, perdagangan
bebas, strategi bisnis nasional, pengembangan sector informal, koperasi.
3. Bidang
teknologi dan industri mencakup teknologi nuklir, industri pertanian, teknik
lingkungan.
4. Bidang
kebudayaan meliputi transformasi budaya, kebudayaan popular, pergeseran nilai
budaya, kebudayaan lokal, dan sebagainya.
5. Bidang
pendidikan mencakup pembelajaran berdasarkan KTSP, pengembangan bahan ajar,
pembelajaran dengan metode CTL ( Contextual Teaching and Learning), implikasi
pelaksanaan UU guru dan dosen, dan sebagainya.
6. Bidang
keagamaan meliputi pendidikan agama dalam masyarakat multikultural, menyoroti
moral generasi muda terpelajar kita, membangun generasi muda yang islami, dan
sebagainya.
Dalam pemilihan topik
yang akan dibahas, dalam karya ilmiah, keraf (1984:111) menyatakan bahwa lebih
baik menulis sesuatu yang menarik perhatian dengan pokok persoalan yang
benar-benar diketahui atau dikuasai daripada menulis pokok-pokok yang tidak
menarik atau tidak diketahuinya sama sekali.
Sehubungan
dengan hal itu, berikut hal-hal yang layak dipertimbangkan dengan seksama oleh
penulis karya ilmiah:
1. Topik
yang dipilih harus benar-benar topik yang kita ketahui atau yang kita kuasai,
baik dari segi pengetahuan maupun pengalaman kita.
2. Topik
yang dipilih haruslah topik yang paling menarik perhatian kita.
3. Topik
yang dipilih terpsat pada suatu segi yang lingkupannya sempit dan terbatas.
4. Topik
yang dipilih memungkinkan tersedianya data dan fakta yang objektif, dan
hindarilah topik yang bersifat subjektif seperti kesenangan atau angan-angan
kita.
5. Topik
yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, walaupun serba
sedikit.
6. Topik
yang dipilih harus memiliki sumber acuan yang memadai, memiliki bahan
kepustakaan yang akan memberikan informasi tentang pokok masalah yang akan
ditulis.
Setelah memilih
tema dan menentukan topik, tahap selanjutnya adalah menetapkan judul. Judul
adalah kepala karangan. Judul dapat kita tetapkan sendiri sesuai dengan topik
ataumasalah yang dibahas. Kriteria judul karangan yang baik adalah sebagai
berikut:
a. Singkat
b. Relevan
dengan isi atau topik atau tema.
c. Provokatif
atau menarik perhatian pembaca.
d. Mengandung
kata-kata kunci.
e. Menggunakan
kata denotatif
Setelah
menentukan topik sesuai dengan petunjuk di atas terlebih dahulu kita arus
menguji apakah topik-topik itu benar-benar cukup sempit dan terbatas ataukah
masih terlalu umum dan mengambang. Topik yang sudah mengkhusus dapat lagsung
diangkat da ditetapkan menjadi judul karya ilmiah.
Pada dasarnya
jika sudah dilakukan pembatasan topik, judul karangan ilmiah bukanlah hal yang
sulit ditetapkan. Karena, pada dasarnya langkah-langkah yang ditempuh dalam
pembatasan topik sama saja dengan langkah-langkah dalam penetapan judul.
Perbedaannya adalah bahwa pembahasan topik harus dilakukan sebelum penulisan
karya ilmiah dimulai atau dapat juga setelah karangan ilmiah itu selesai.
Bahkan dapat pula penetapan judul dilakukan di tengah-tengah proses penulisan
karya ilmiah. Jika sudah ada topik yang terbatas, karya ilmiah sudah bias mulai
digarap walaupun judul belum ada. Intinya, yang harus disiapkan lebih dahulu
oleh penulis adalah topik yang jelas dan terbatas.
Selain dengan
cara pembatasan topik, penetapan judul karya ilmiah dapat pula ditempuh dengan
melontarkan pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, dan bagaimana. Mungkin
saja, pertanyaan itu perlu dikurangi atau ditambah degan pertanyaan lain yang
masih relevan.
Berikut adalah
contoh penetapan judul dengan cara bertanya:
1. Kita
bertanya dengan masalah apa. Jawaban
yang kita temukan tentu bermacam-macam. Kita tentu memilih masalah yang paling
dekat dengan kita, yang paling menarik perhatian kita, yang paling kita kuasai.
Contohnya adalah:
a. Sumber
daya insani
b. Demokrasi
ekonomi
c. Kebudayaan
sosial
2. Jika
masalah sudah ditentukan, kita dapat bertanya dengan mengapa. Jawaban yang mungkin timbul untuk pertanyaan mengapa
ialah:
a. Meningkat
b. Mengembang
c. Memahami
3. Judul
karangan haruslah berbentuk frasa, bukan berbentuk kalimat. Oleh karena itu,
kata-kata diatas dapat kita jadikan kata
benda agar dapat dijadikan judul karangan, seperti:
a. Meningkat
menjadi peningkatan;
b. Mengembang
menjadi pengembangan;
c. Memahami
menjadi pemahaman.
4. Sebenarnya
dapat saja kata-kata tersebut tetap kata kerja asalkan judul yang dibuat berupa
kalimat. Dengan dua penyataan diatas, akan ditemukan judul sebagai berikut.
a. Peningkatan
Kualitas Sumber Daya Insani.
b. Pengembangan
Demokrasi Ekonomi sebagai Keharusan.
c. Pemahaman
Kebudayaan Popular sebagai Bagian Kebudayaan Mondial.
5. Agar
karya ilmiah tersebut dapat berpijak pasa suatu masalah yang terbatas dan ruang
lingkup yang tidak terlalu luas, judul karya ilmiah itu harus dibatasi lagi,
misalnya dengan menyebut suatu tempat. Pertanyaan di mana akan memberikan jawaban tentang objek yang sedang diteliti.
Misalnya:
a. Di
Pedesaan;
b. Di
Indonesia;
c. Di
Dunia.
6. Kalau
dengan pertanyaan di mana diperoleh jawaban yang masih terlalu luas, pertanyaan
kapan dapat mempersempit suatu judul karangan ilmiah. Pertanayaan kapan akan
memberikan jawaban antara lain :
a. Pada
Akhir Abad ke XX;
b. Dalam
Dekade 1990-an;
c. Menjelang
Millennium III.
7. Setelah
menggunakan pertanyaan masalah apa, mengapa , dimana, dan kapan, kini kita
memiliki judul karya ilmiah sebagai berikut :
(1) “Peningkatan
Pendidikan di Pedesaan pada Akhir Abad XX”.
(2) “Pengembangan
Dekorasi Ekonomi sebagai Keharusan di Indonesia dalam Dekade 1990-an”.
(3) “Pemahaman
Kebudayaan Populer sebagai Bagian Kebudayaan Mondial pada Milenium III”.
Terkadang
pertanyaan di mana tidaklah diperlukan, tetapi pertanyaan kapan diperlukan atau
sebaliknya. Artinya, tidak selalu judul karya ilmiah harus menunjukkan tempat
dan/ atau waktu. Judul berikut merupakan jawaban pertanyaan masalah apa,
mengapa dan, tanpa pertanyaan kapan: “ Pengembangan Industri Logam di Batur
Cerpen Klaten, Jawa Tengah”. Judul di bawah ini merupakan jawaban pertanyaan
masalah apa, mengapa dan kapan, tanpa pertanyaan di mana: “ Pergumpulan
Kebudayaan Tradisi dengan Kebudayaan Modern Dewasa Ini”. Judul berikut sudah
cukup sempit walaupun tanpa menjawab pertanyaan di mana dan kapan: “
Pengembangan Budaya Intelektual melalui Pres Kampus”. Terkadang pembatasan
judul itu dilakukan dengan member subjudul itu antara lain berfungsi membatasi
judul dan/ atau berfungsi sebagai penjelasan atau keterangan judul utama. Dalam
hal itu, antara judul utama dan subjudul harus dicantumkan titik dua seperti di
bawah ini.
“ Pengenbangan
Budaya Akademik Mahasiswa di Perguruan Tinggi: antara Cita dan Realita”. Judul-judul
karya ilmiah berikut mungkin cocok untuk ditulis oleh mahasiswa.
(1) Fakultas
Ekonomi
Topik: Sistem Akuntansi
Judul:
a) “Peningkatan
sistem Akuntansi pada Perusahaan Tahu Tempe di Surakarta”.
b) “Peran
Akuntansi dalam Pengembangan Manajemen Perguruan Tinggi”.
(2) Fakultas
Psikologi
Topik: Psikologi Islam
Judul:
a) “Pengembangan
Kecerdasan Emosional untuk Menunjang Keberhasilan Karier”.
b) “Peran
Psikolog Islami dalam Kehidupan Manusia Menjelang Abad XXI”.
(3) Fakultas
Ilmu Kedokteran
Topik: Pengobatan Tradisional
Judul:
a) “Pencegahan
HIV / AIDS melalui Hubungan Seks yang sehat”.
b) “Pemanfaatan
Buah Delima dalam Pengobatan Tradisional”.
DAFTAR
PUSTAKA
http://hennykartika.wordpress.com/2008/01/27/perumusan-masalah/27
Januari 2010.
http://makalahilmiah.multiply.com/journal/item/9/MASALAH_PENELITIAN?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
Nugrahani,
Farida; Ali, Imran. 2007. Metode Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Pilar
Media (Anggota IKAPI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar