Halaman


Minggu, 30 Juni 2013

MASALAH DAN PERENCANAAN JUDUL PENELITIAN


A.       Masalah
1.      Pengertian Masalah
Suatu kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, perundang-undangan dengan pelaksanaan, peraturan dengan implementasinya, teori dengan praktik, sehingga menarik minat dan perhatian untuk diteliti.
2.      Pengertian Masalah Penelitian
Dalam pengertian umum, masalah penelitian adalah suatu pertanyaan atau pernyataan yang menyatakan tentang situasi yang memerlukan pemecahan melalui penelitian, atau keputusan atau perlu didiskusikan. Secara lebih spesifik, masalah penelitian merupakan pertanyaan yang menanyakan hubungan antar variabel penelitian. Pengertian lain menunjukkan bahwa masalah merupakan kesenjangan antara situasi yang diharapkan dengan situasi yang ada. Dapat juga dikatakan sebagai kesenjangan antara tujuan yang ingin dicapai dengan keterbatasan alat dan sumberdaya yang dimiliki untuk mencapai tujuan tersebut. Masalah juga dapat dikatakan sebagai kesenjangan antara teori dan praktik.
Untuk menjadi suatu masalah penelitian khususnya penelitian survei, harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
a.       Suatu masalah penelitian harus menggambarkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
b.      Walaupun tidak merupakan suatu keharusan bahwa suatu masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, akan tetapi banyak ahli penelitian menyarankan bahwa masalah penelitian hendaknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Suatu masalah penelitian yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan akan lebih mengarahkan pada jawaban yang diharapkan. Dengan bentuk pertanyaan, jawabannya akan lebih jelas dan langsung pada sasarannya.
c.       Suatu masalah penelitian memerlukan pengujian secara empirik. Pengujian empirik berarti bahwa pemecahannya dilandasi oleh bukti-bukti empirik yang diperoleh dari lapangan, dengan jalan mengumpulkan data yang relevan.
3.      Masalah yang Baik untuk Diteliti
a.       Masalah yang tepat diteliti yaitu masalah yang dihadapkan pada suatu kebutuhan atau tantangan bagi peneliti.
b.      Masalah mudah dirumuskan sehingga menjadi jelas batasannya, kedudukan dan alternatif cara pemecahannya.
c.       Memiliki hipotesis yang jelas sebagai titik tolak dalam penelitian dan alternatif pemecahannya.
d.      Mudah dalam pengumpulan data untuk menguji hipotesis.
e.       Mudah dalam menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan dikembalikan pada jawaban hipotesis yang sudah dirumuskan.
f.       Dapat memecahkan masalah yang diteliti sehingga dapat menemukan kebenaran serta implikasinya untuk memberi saran-saran agar masa depan lebih baik.

B.        Perencanaan Judul Penelitian
Sebelum menentukan suatu judul penelitian, terlebih dahulu dilakukan pemilihan tema. Tema adalah gagasan sentral atau ide pokok sebuah karangan. Dalam hal ini tema dapat dipilih dari berbagai bidang kehidupan, misalnya : ekonomi, sosial, politik, teknologi, pendidikan dan lain sebagainya.
Tema karya ilmiah yang baik, setidaknya harus memenuhi lima syarat sebagai berikut:
1.      Menarik untuk ibicarakan oleh komunitas pembaca.
2.      Memiliki nilai urgenitas yang cukup lama dalam kehidupan masyarakat.
3.      Aktual, sedang hangat dalam pembicaraan publik.
4.      Sesuai dengan minat keilmuan penulis.
5.      Terjangkau oleh kemampuan penulis, baik kemampuan akademik atau keilmuan, ketersediaan bahan, referensi, tenaga, waktu dan biaya.
Syarat aktual terutama berlaku bagi karya iliah artikel, resensi, dan makalah. Adapun tema skripsi, tesis dan disertasi pada umumnya disesuaikan dengan disiplin ilmu penulis dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Setelah pemilihan tema, kemudian menentukan topik. Topik adalah pokok kajian yang dapat diturunkan atau diambil dari tema atau sub tema. Topik yang merupakan sub tema tersebut tersedia banyak di sekitar kita. Misanya:
1.      Bidang sosial mencakup masalah kemasyarakatan, sistem dan pranata sosial, fenomena gerakan perempuan masa kini, bias jender dalam kehidupan masyarakat kita.
2.      Bidang ekonomi meliputi perbankan, manajemen, akutansi, asuransi, bisnis, perdagangan bebas, strategi bisnis nasional, pengembangan sector informal, koperasi.
3.      Bidang teknologi dan industri mencakup teknologi nuklir, industri pertanian, teknik lingkungan.
4.      Bidang kebudayaan meliputi transformasi budaya, kebudayaan popular, pergeseran nilai budaya, kebudayaan lokal, dan sebagainya.
5.      Bidang pendidikan mencakup pembelajaran berdasarkan KTSP, pengembangan bahan ajar, pembelajaran dengan metode CTL ( Contextual Teaching and Learning), implikasi pelaksanaan UU guru dan dosen, dan sebagainya.
6.      Bidang keagamaan meliputi pendidikan agama dalam masyarakat multikultural, menyoroti moral generasi muda terpelajar kita, membangun generasi muda yang islami, dan sebagainya.
Dalam pemilihan topik yang akan dibahas, dalam karya ilmiah, keraf (1984:111) menyatakan bahwa lebih baik menulis sesuatu yang menarik perhatian dengan pokok persoalan yang benar-benar diketahui atau dikuasai daripada menulis pokok-pokok yang tidak menarik atau tidak diketahuinya sama sekali.
Sehubungan dengan hal itu, berikut hal-hal yang layak dipertimbangkan dengan seksama oleh penulis karya ilmiah:
1.      Topik yang dipilih harus benar-benar topik yang kita ketahui atau yang kita kuasai, baik dari segi pengetahuan maupun pengalaman kita.
2.      Topik yang dipilih haruslah topik yang paling menarik perhatian kita.
3.      Topik yang dipilih terpsat pada suatu segi yang lingkupannya sempit dan terbatas.
4.      Topik yang dipilih memungkinkan tersedianya data dan fakta yang objektif, dan hindarilah topik yang bersifat subjektif seperti kesenangan atau angan-angan kita.
5.      Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, walaupun serba sedikit.
6.      Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan yang memadai, memiliki bahan kepustakaan yang akan memberikan informasi tentang pokok masalah yang akan ditulis.
Setelah memilih tema dan menentukan topik, tahap selanjutnya adalah menetapkan judul. Judul adalah kepala karangan. Judul dapat kita tetapkan sendiri sesuai dengan topik ataumasalah yang dibahas. Kriteria judul karangan yang baik adalah sebagai berikut:
a.       Singkat
b.      Relevan dengan isi atau topik atau tema.
c.       Provokatif atau menarik perhatian pembaca.
d.      Mengandung kata-kata kunci.
e.       Menggunakan kata denotatif
Setelah menentukan topik sesuai dengan petunjuk di atas terlebih dahulu kita arus menguji apakah topik-topik itu benar-benar cukup sempit dan terbatas ataukah masih terlalu umum dan mengambang. Topik yang sudah mengkhusus dapat lagsung diangkat da ditetapkan menjadi judul karya ilmiah.
Pada dasarnya jika sudah dilakukan pembatasan topik, judul karangan ilmiah bukanlah hal yang sulit ditetapkan. Karena, pada dasarnya langkah-langkah yang ditempuh dalam pembatasan topik sama saja dengan langkah-langkah dalam penetapan judul. Perbedaannya adalah bahwa pembahasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dimulai atau dapat juga setelah karangan ilmiah itu selesai. Bahkan dapat pula penetapan judul dilakukan di tengah-tengah proses penulisan karya ilmiah. Jika sudah ada topik yang terbatas, karya ilmiah sudah bias mulai digarap walaupun judul belum ada. Intinya, yang harus disiapkan lebih dahulu oleh penulis adalah topik yang jelas dan terbatas.
Selain dengan cara pembatasan topik, penetapan judul karya ilmiah dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, dan bagaimana. Mungkin saja, pertanyaan itu perlu dikurangi atau ditambah degan pertanyaan lain yang masih relevan.
Berikut adalah contoh penetapan judul dengan cara bertanya:
1.      Kita bertanya dengan masalah apa. Jawaban yang kita temukan tentu bermacam-macam. Kita tentu memilih masalah yang paling dekat dengan kita, yang paling menarik perhatian kita, yang paling kita kuasai. Contohnya adalah:
a.       Sumber daya insani
b.      Demokrasi ekonomi
c.       Kebudayaan sosial
2.      Jika masalah sudah ditentukan, kita dapat bertanya dengan mengapa. Jawaban yang mungkin timbul untuk pertanyaan mengapa ialah:
a.       Meningkat
b.      Mengembang
c.       Memahami
3.      Judul karangan haruslah berbentuk frasa, bukan berbentuk kalimat. Oleh karena itu, kata-kata diatas dapat kita jadikan kata benda agar dapat dijadikan judul karangan, seperti:
a.       Meningkat menjadi peningkatan;
b.      Mengembang menjadi pengembangan;
c.       Memahami menjadi pemahaman.
4.      Sebenarnya dapat saja kata-kata tersebut tetap kata kerja asalkan judul yang dibuat berupa kalimat. Dengan dua penyataan diatas, akan ditemukan judul sebagai berikut.
a.       Peningkatan Kualitas Sumber Daya Insani.
b.      Pengembangan Demokrasi Ekonomi sebagai Keharusan.
c.       Pemahaman Kebudayaan Popular sebagai Bagian Kebudayaan Mondial.
5.      Agar karya ilmiah tersebut dapat berpijak pasa suatu masalah yang terbatas dan ruang lingkup yang tidak terlalu luas, judul karya ilmiah itu harus dibatasi lagi, misalnya dengan menyebut suatu tempat. Pertanyaan di mana akan memberikan jawaban tentang objek yang sedang diteliti. Misalnya:
a.       Di Pedesaan;
b.      Di Indonesia;
c.       Di Dunia.
6.      Kalau dengan pertanyaan di mana diperoleh jawaban yang masih terlalu luas, pertanyaan kapan dapat mempersempit suatu judul karangan ilmiah. Pertanayaan kapan akan memberikan jawaban antara lain :
a.       Pada Akhir Abad ke XX;
b.      Dalam Dekade 1990-an;
c.       Menjelang Millennium III.
7.      Setelah menggunakan pertanyaan masalah apa, mengapa , dimana, dan kapan, kini kita memiliki judul karya ilmiah sebagai berikut :
(1)   “Peningkatan Pendidikan di Pedesaan pada Akhir Abad XX”.
(2)   “Pengembangan Dekorasi Ekonomi sebagai Keharusan di Indonesia dalam Dekade 1990-an”.
(3)   “Pemahaman Kebudayaan Populer sebagai Bagian Kebudayaan Mondial pada Milenium III”.
Terkadang pertanyaan di mana tidaklah diperlukan, tetapi pertanyaan kapan diperlukan atau sebaliknya. Artinya, tidak selalu judul karya ilmiah harus menunjukkan tempat dan/ atau waktu. Judul berikut merupakan jawaban pertanyaan masalah apa, mengapa dan, tanpa pertanyaan kapan: “ Pengembangan Industri Logam di Batur Cerpen Klaten, Jawa Tengah”. Judul di bawah ini merupakan jawaban pertanyaan masalah apa, mengapa dan kapan, tanpa pertanyaan di mana: “ Pergumpulan Kebudayaan Tradisi dengan Kebudayaan Modern Dewasa Ini”. Judul berikut sudah cukup sempit walaupun tanpa menjawab pertanyaan di mana dan kapan: “ Pengembangan Budaya Intelektual melalui Pres Kampus”. Terkadang pembatasan judul itu dilakukan dengan member subjudul itu antara lain berfungsi membatasi judul dan/ atau berfungsi sebagai penjelasan atau keterangan judul utama. Dalam hal itu, antara judul utama dan subjudul harus dicantumkan titik dua seperti di bawah ini.
“ Pengenbangan Budaya Akademik Mahasiswa di Perguruan Tinggi: antara Cita dan Realita”. Judul-judul karya ilmiah berikut mungkin cocok untuk ditulis oleh mahasiswa.
(1)   Fakultas Ekonomi
Topik: Sistem Akuntansi
Judul:
a)      “Peningkatan sistem Akuntansi pada Perusahaan Tahu Tempe di Surakarta”.
b)      “Peran Akuntansi dalam Pengembangan Manajemen Perguruan Tinggi”.
(2)   Fakultas Psikologi
Topik: Psikologi Islam
Judul:
a)      “Pengembangan Kecerdasan Emosional untuk Menunjang Keberhasilan Karier”.
b)      “Peran Psikolog Islami dalam Kehidupan Manusia Menjelang Abad XXI”.
(3)   Fakultas Ilmu Kedokteran
Topik: Pengobatan Tradisional
Judul:
a)      “Pencegahan HIV / AIDS melalui Hubungan Seks yang sehat”.
b)      “Pemanfaatan Buah Delima dalam Pengobatan Tradisional”. 





DAFTAR PUSTAKA


http://hennykartika.wordpress.com/2008/01/27/perumusan-masalah/27 Januari 2010.

http://makalahilmiah.multiply.com/journal/item/9/MASALAH_PENELITIAN?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem


Nugrahani, Farida; Ali, Imran. 2007. Metode Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Pilar Media (Anggota IKAPI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar