Halaman


Minggu, 30 Juni 2013

PRINSIP BIMBINGAN KONSELING


            Dalam memberikan layanan BK di sekolah ada beberapa prinsip yang diperhatikan. Prinsip tersebut sebagai pedoman dalam pelaksanaan BK. Berkaitan dengan prinsip tersebut dikelompokan menjadi :
1.      Prinsip Umum, meliputi :
a.       Sikap dan tingkah laku seseorang merupakan refleksi dari kepribadian seseorang. Kepribadian individu adalah unik/khas, berbeda satu dengan yang lain. Dalam layanan BK perlu memperhatikan keunikan individu artinya menggunakan cara-cara yang sesuai dengan keunikan tersebut.
b.      Layanan BK yang berhasil diawali dengan telaah kebutuhan dan kesulitan individu, sebab setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain.
c.       BK adalah bantuan yang pada akhirnya klien dapat memecahkan masalahnya sendiri dengan kemampuanya sendiri. Layanan BK adalah meningkatnya kemampuan klien untuk memecahkan masalahnya sendiri.
d.      Dalam proses BK siter bimbing harus aktif, dinamis, banyak ide, sehingga proses BK berpusat pada klien.
e.       Apabila permasalahan individu tidak dapat ditangani oleh petugas BK, maka diperlukan reveral.
f.       Program BK tidak boleh bertentangan dengan program pendidikan karena layanan BK merupakan bantuan terhadap tercapainya tujuan pendidikan.
g.      Petugas BK hendaknya memiliki kemampuan professional sebagai pembimbing/konselor.
h.      Program BK hendaknya dilakukan evaluasi secara terprogram untuk mengetahui keberhasilanya.

2.      Prinsip yang berhubungan dengan sasaran BK.
Sasaran layanan bk adalah klien/ individu bermasalah. Agar berhasil layanan bk perlu diperhatikan beberapa prinsip, antara lain :
a.       Bimbingan konseling melayani semua siswa tanpa pandang status social, jenis kelamin dan agama, dalam prakteknya memprioritaskan individu yang bermasalah.
b.      Program bk berpusat pada siswa, karena itu layanan bk berorientasi pada kepentingan siswa sendiri.
c.       Bimbingan Konseling harus menjangkau keunikan individu agar dapat memberikan layanan secara optimal sebab setiap individu memiliki keunikan masing-masing.
d.      Setiap aspek kepribadian seseorang memiliki faktor yang secara potensial mengarah kepada sikap dan pola perilaku yang tidak seimbang oleh karena itu layanan bk harus berdasarkan perkembangan individu.
e.       Di samping memiliki beberapa kesamaan, perbedaan individu tetap harus dipahami dan dipertimbangkan dalam memberikan layanan baik kepada anak-anak, remaja, dan orang dewasa.

Prinsip yang berkaitan dengan petugas bk
a.       Dalam melaksanakan layanan bk petugas melakukan tugasnya sesuai dengan kemampuan dengan kewenangan masing-masing.
b.      Petugas bk dipilih berdasarkan kualifikasi kemampuan dan minat
c.       Petugas bk pada dasarnya perlu mendapat kesempatan untuk meningkatkan dan mengembangkan diri.
d.      Dalam melaksanakan tugas layanan bk, petugas perlu mendasarkan diri atas data-data yang valid dari klien.
e.       Petugas bk harus menjaga kerahasiaan pribadi kliennya.
f.       Petugas bk perlu memperhatikan hasil-hasil penelitian bimbingan dalam rangka pengembangan kurikulum di sekolah. Berkaitan dengan masalah ini diperlukan penelitian mengenai kemampuan dasar murid, prestasi belajar, hanbatan dalam belajar.


Prinsip-prinsip konseling.
a.       Konseling merupakan alat yang sangat penting dalam keseluruhan program bimbingan.
b.      Dalam konseling terlibat dua individu, yang satu sebagai konselor yang lain konseli.
c.       Intervieu merupakan media dalam proses konseling
d.      Konseling menitik beratkan masalah sikap, mental
e.       Konseling menitik beratkan penghayatan emosional dari pada intelektual
f.       Konseling terjadi dalam suatu jalinan hubungan khas antara konselor dank lien
g.      Konseling dilakukan oleh orang yang memiliki kualifikasi professional tertentu.
h.      Tujuan konseling, agar individu :
Ø  Memperoleh pemahaman diri (self knowledge)
Ø  Mampu menerimanya sendiri (self confidensce)
Ø  Mampu mengarahkan dirinya (self direction)
Ø  Mampu menemukan dirinya
Ø  Mampu menghindarkan diri dari kecemasan
Ø  Mampu mengaktualisasi dirinya (selt actualitation)
Ø  Mampu memecahkan masalahnya sendiri (self solution)
Ø  Mampu menghayati kebahagiaan hidupnya.


B. Fungsi Bimbingan dan Konseling
            Fungsi bimbingan dan konseling adalah hal-hal yang terkait dengan aktifitas yang dilakukan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut maka banyak ahli yang memberikan rumusan tentang fungsi bimbingan dan konseling di sekolah pada umumnya. Pendapat yang dikemukakan para ahli tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Prayitno dan Amti E mengatakan fungsi bimbingan dan konseling adalah:
·         Fungsi pencegahan
·         Fungsi pengentasan
·         Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
2.      Menurut Nurisan A J bimbingan memiliki empat fungsi yaitu:
·         Fungsi pengembangan
·         Fungsi penyaluran
·         Fungsi adaptasi
·         Fungsi penyesuaian
3.      Tohirin menyebutkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling memiliki fungsi:
·         Fungsi pencegahan ( prefentif )
·         Fungsi pemahaman
·         Fungsi pengentasan
·         Fungsi pemeliharaan
·         Fungsi penyaluran
·         Fungsi penyesuaian
·         Fungsi pengembangan
·         Fungsi perbaikan
·         Fungsi advokasi
4.      Fakih A R menyatakan bahwa fungsi kegiatan bimbingan dan konseling islami ada empat macam, yaitu:
·         Fungsi prefentif
·         Fungsi korektif
·         Fungsi preservative
·         Fungsi pengembangan (developmental)
5.      Hallen A menyebutkan fungsi bimbingan dan konseling di sekolah ada lima macam, yaitu:
·         Fungsi pemahaman
·         Fungsi pencegahan
·         Fungsi pengentasan
·         Fungsi pemeliharaan
·         Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
·         Fungsi advokasi
6.      Nurihsan AJ dan Sudianto menegaskan khusus fungsi bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar ada empat macam, yaitu:
·         Fungsi pemahaman
·         Fungsi penyaluran
·         Fungsi adaptasi
·         Fungsi penyesuaian
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas memiliki persamaan yaitu:
·         Fungsi pemahaman
·         Fungsi penyaluran
·         Fungsi adaptasi
·         Fungsi penyesuaian
Berdasarkan pendapat para ahli di atas terdapat berbedaan, namun pada intinya terdapat empat fungsi yang sama, yaitu: fungsi pemahaman, fungsi penyaluran, fungsi adaptasi, dan fungsi penyesuaian. Demikian penjelasan secara singkat mengenai fungsi bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar.
1.      Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan siswa.
2.      Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam hal membantu siswa untuk memilih jurusan sekolah, jenis sekolah,dan lapangan pekerjaan sesuai dengan minat, bakat, dan cirri-ciri kepribadian lainnya. Kegiatan dalam fungsi penyaluran ini meliputi bantuan untuk memantapkan kegiatan belajar di Sekolah Dasar. Dalam melaksanakan funsinya, guru pembimbing atau konselor perlu kerjasama dengan pindidik lainnya di Sekolah Dasar maupun diluar Sekolah Dasar.
3.      Fungsi adaptasi, yaitu bimbingan dan konseling dalam hal membantu petugas-petugas di sekolah, khususnya guru, untuk mengadaptasikan program pendidikan dengan minat, kemampuan dan kebutuhan para peserta didik. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai para siswa atau guru pembimbing atau konselor dapat membantu guru untuk memperlakukan peserta didik secara tepat, baik dalam mengelola dan memilih materi pelajaran yang tepat, atau dalam mengadaptasikan bahan pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan siswa.
4.      Fungsi penyesuian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam rangka membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dan berkembang secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka mengidenfikasi, memahami, dan memecahkan masalah.
Maka dari itu, akan tercipta kemudahan bagi terselenggaranya proses dan tercapainya tujuan program pendidikan di Sekolah Dasar yang berdsangkutan secara lancar dan berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
. Tujuan Bimbingan dan Konseling
            Tujuan merupakan hasil akhir yang ditentukan agar dicapai dalam waktu tertentu oleh perusahaan, organisasi atau orang yang dibebani tanggungjawab untuk itu (Marbun.2003:367). Sedangkan menurut Kartono K dan Gulo D (2003: 192) tujuan atau goal diartikan sebagai keadaan atau  objek kearah mana tingkah laku organisme diarahkan, misalnya mengurangi rasa lapar atau memenangkan hadiah. Dengan demikian tujuan memiliki makna jangka panjang, artinya berbeda dengan sasaran dan target yang hanya membutuhkan waktu jangka pendek (lebih pendek dari tujuan) dan sering bersifat kuantitatif. Demikian juga, dalam bimbingan dan konseling di sekolah, khususnya Sekolah Dasar (SD) juga memiliki tujuan yang akan dicapai. Meskipun permasalahannya sama, yaitu tentang tujuan bimbingan dan konseling, namun juga tidak menutup kemungkinan antara ahli yang satu dengan yang lain juga ada perbedaan-perbedaan dalam merumuskan tujuan bimbingan dan konseling di sekolah. Perbedaan itu terjadi karena sudut pandang yang berbeda, pengalaman yang berbeda, latar belakang keilmuan yang berbeda dan penekanan masing-masing ahli yang berbeda pula. Meskipun terjadi perbedaan tetapi tetap memiliki arah yang sama yaitu agar siswa dapat berhasil dalam studi, karir, masa depan dan lain sebagainya, bahkan secara lebih luas sukses dan bahagia dunia sampai dengan akhirat.
            Dibawah ini disampaikan beberapa pendapat ahli berkaitan dengan tujuan bimbingan dan konseling di sekolah sebagai berikut.
1.             Menurut Nurihsan A J (2006) membedakan antara tujuan bimbingan dan tujuan konseling. Tujuan layanan bimbingan dijelaskan Nurihsan (2006:8) agar individu dapat:
a.       Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier, serta kehidupannya pada masa yang akan datang,
b.      Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin,
c.       Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjannya, dan
d.      Mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat ataupun lingkungan kerja.
            Adapun tujuan konseling pada umumnya dan disekolah pada khususnya menurut Shertzer dan Stone (dalam Nurihsan.2006:12) sebagai berikut.
a.       Mengadakan perubahan perilaku pada klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan. Khusus di sekolah Boy dan Pine (Depdikbud, 1983:14) menyatakan, bahwa tujuan konseling adalah membantu siswa menjadi lebih matang dan lebih mengaktualisasikan dirinya, membantu siswa maju dengan cara yang positif, membantu dalam sosialisasi siswa dengan memanfaatkan sumber-sumber dan potensinya sendiri. Persepsi dan wawasan siswa berubah, dan akibat dari wawasan baru yang diperoleh, maka timbullah pada diri siswa reorientasi positif terhadap kepribadian dan kehidupannya.
b.      Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif. Jika hal ini tercapai, maka individu mencapai integrasi, penyesuaian, dan identifikasi positif dengan yang lainnya. Ia belajar menerima tanggungjawab, berdiri sendiri, dan memperoleh integrasi perilakunya.
c.       Penyelesaian masalah. Hal ini bberdasarkan kenyataan, bahwa individu yang mempunyai masalah tidak mampu menyelesaikan masalahnya. Biasanya siswa datang sendiri kepada konselor karena ia percaya bahwa konselor dapat membantu menyelesaikan masalahnya.
d.      Mencapai keefektifan pribadi. Blocher mengatakan bahwa pribadi yang efektif adalah pribadi yang dapat memperhitungkan diri, waktu dan tenaganya, serta bersedia  memikul resiko-resiko ekonomis, psikologis, dan fisik. Ia tampak konsisten, sanggup berfikir secara berbeda dan orisinal, yaitu dengan cara-cara yang  kreatif.
e.       Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya. Pekerjaan konselor bukan menentukan keputusan yang harus di ambil oleh klien atau menentukan alternatif dari tindakannya. Keputusan ada pada diri klien sendiri. Klien harus belajar mengatasi konsekuensi-konsekuensi yang mungkin terjadi dalam pengorbanan pribadi, waktu, tenaga, uang, resiko, dan sebagainya. Individu belajar memperhatikan nilai-nilai dan ikut serta mempertimbangkan yang di anutnya secara sadar dalam pengambilan keputusan.
  1. Menurut Priyatno dan Amti E (2004: 114) menyebutkan tujuan umum dan tjuan khusus dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut:
a.       Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimiliki (seperti kemampuan dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.
b.      Tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran dari tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan masalah yang dialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahan tersebut. Masalah-masalah individu bermacam ragam jenis, intensitas, dan sangkutpautnya, serta masing-masing bersifat unik.
  1. Menurut Tohirin (2007: 36-37) tujuan bimbingan dan konseliang atau tujuan konseliang agar klien dapat:
a.       Memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya.
b.      Mengarahkan dirinya agar sesuai dengan potensi yang dimilikinya sesuai dengan tingkat perkembangan yang optimal.
c.       Mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.
d.      Mempunyai wawasan yang lebih realistis serta penerimaan objektif tentang dirinya.
e.       Dapat menyesuaikan diri secara lebih efektif baik terhadap dirinya maupun lingkungannya sehingga memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya.
f.       Mencapai taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
g.      Terhindar dari gejala-gejala dan perilaku yang salah.
  1. Menurut Fakih AR (2004: 36-37) tujuan bimbingan dan konseling islami dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.       Tujuan umum: membantu individu mewujudkan dirnya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
b.      Tujuan khusus:
1)      Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.
2)      Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.

3)      Membantu individu dalam memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga ttidak menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.

SIFAT, FUNGSI, DAN TUJUAN BIMBINGAN DAN LKONSELING DI SEKOLAH DASAR


            Layanan bimbingan dan konseling di Sekolah, khususnya di Sekolah Dasar tidak dapat dilepaskan dari sifat, fungsi, dan tujuan bimbingan dan konseling itu sendiri. Oleh karena itu, esensi bimbingan dan konseling akan ditemukian dalam sifatnya itu, sedangkan aktivitasnya seperti apa pada dasarnya akan dilihat dalam fungsi bimbingan dan konseling tersebut. Adapun tujuan merupakan hasil akhir yang diharapkan dari kerja bimbingan dan konseling. Maka dari itu, bimbingan dan konseling itu targetnya bukan waktu, akan tetapi selesainya proses bantuan yang diberikan dalam mengatasi masalah individu dan atau kelompok. Untuk itu secara ringkas dibahas lebih lanjut tentang (1) sifat bimbingan dan konseling, (2) fungsi bimbingan dan konseling, dan (3) tujuan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar.
Konsep-konsep Pokok
            Konsep-konsep pokok yang perlu dipahami dan didalami lebih lanjut yang terdapat pada bab ini adalah:
1.      Rumusan tentang sifat bimbingan dan konselingdi sekolah dari berbagai ahli bimbingan dan konseling;
2.      Lima macam rumusan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar oleh Nurihsan A.J. dan Sudianto A.;
3.      Penjelasan masing-masing jenis sifat bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar, yaitu: pencegahan, penyembuhan, perbaikan, pemeliharaan, dan pembangunan;
4.      Rumusan fungsi bimbingan dan konseling di Sekolah dari berbagai ahli bimbingan dan konseling;
5.      Empat macam fungsi bimbingan dan konseling di sekolah Dasar oleh Nurihsan A.J. dan Sudianto A. beserta penjelasannya;
6.      Penjelasan masing-masing fungsi bimbingan dan konseling di Sekolah dasar, yang terdiri dari fungsi pemahaman, fungsi penyaluran, fungsi adaptasi dan fungsi penyesuaian;
7.      Rumusan tentang tujuan bimbingan dan konseling di sekolah dari berbagai ahli bimbingan dan konseling;
8.      Empat macam tujuan bimbingan dan konseling di sekolah oleh Nurihsan A.J. dan Sudianto A. beserta penjelasannya;
9.      Penjelasan tujuan biimbingan dan konseling di Sekolah Dasar beserta hal-hal yang harus mendapat kesempatan dan tinjauan dari peserta didik.
A.      Sifat Bimbingan dan Konseling
Dalam kajian bimbingan dan konseling di sekolah, khususnya sekolah dasar dalam pembahasannya antara fungsi dan sifat bimbingan dan konseling biasanya banyak dibahas secara berhimpitan atau beriringan. Bahkan tak sedikit ahli yang dalam pembahasan kedua hal tersebut seakan-akan sama, tidak memperlihatkan perbedaannya secara tajam, meskipun dalam kegunaan sehari-hari sering dibedakan antara sifat dan fungsi.
Sifat lebih menunjukkan karakter atau watak yang merupakan kebiasaan yang dilakukan secara terus-menerus dan berulang-ulang, dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, dapat disebut dengan ciri khas.  Banyak pengertian tentang sifat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (2003: 1062) disebutkan antara lain: (1) peri keadaan yang menurut kodratnyaada pada sesuatu (benda, orang, dsb); (2)ciri khas yang ada pada sesuatu (untuk membedakan dari yang lain); (3) dasar watak (dibawa sejak lahir);tabiat.
Sedangkan fungsi merupakan bagian utama dari dari cabang kerja yang selanjutnya tebagi menjadi aktivitas (Marbun. 2003: 79).
 Jadi antara sifat dan fungsi sebenarnya memiliki perbedaan, meskipun sama-sama berhubungan dengan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari, maka dari itu meskipun memiliki persamaan sehingga sering dalam penerapan sehari-hari seakan-akan sama, meskipunjuga ada yang membedakan atau memisahkan. Sebagai contoh Nurihsan A.J. dan Sudianto A. (2004: 13-15) dalam pembahasannya antara sifat dan fungsi bimbingan dan konseling diletakkan secara terpisah tetapi bersandingan atau berurutan. Dengan demikian masih terkesan adanya perbedaan antara sifat dan fungsi. Menurut Nurihsan AJ dan Sudianto A, sifat bimbingan dan konseling ada 5 macam, yaitu: (1) pencegahan, (2) penyembuhan, (3) perbaikan, (4) pemeliharaan, dan (5) pengembangan. Sedangkan fungsi bimbingan dan konseling disebutkan ada 4 macam, yaitu: (1) fungsi pemahaman, (2) fungsi penyaluran, (3) fungsi adaptasi, dan (4) fungsi penyesuaian.
Berkaitan dengan sifat dan fungsi bimbingan dan konseling diatas dalam pembahasan tertentu ada yang menyebutkan sifat disamakan dengan fungsi. Hal tersebut sebagaimana disebutkan oleh Sukardi DK (2002: 26-28) bahwa ditinjau dari segi sifatnya, layanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi (1) pencegahan (preventif), (2) fungsi pemahaman, (3) fungsi perbaikan, dan (4) fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Bahkan menurut Yusuf S dan Nurihsan AJ (2006: 16-17) antara sifat dan fungsi bimbingan dijadikan satu menjadi fungsi bimbingan yang dirinci menjadi tujuh macam, yaitu: (1) pemahaman, (2) preventif, (3) pengembangan, (4) perbaikan (penyembuhan), (5) penyaluran, (6) adaptasi, (7)penyesuaian. Selanjutnya Prayitno dan Amti E (2004:194) juga menyebutkan fungsi bimbingan dan konseling yang hampir sama dengan sifat bimbingan dan konseling seperti yang telah disebutkan oleh ahli yang terdahulu. Menutut ia ada 4 fungsi bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu: (a) fungsi pemahaman, (b) fungsi pencegahan, (c) fungsi pengentasan, (d) fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Dengan demikian sulit ditemukan secara tegas yang memisahkan anatara sifat dan fungsi, hal tersebut dapat dipahami.
Menurut Nurihsan AJ dan Sudianto A, sifat bimbingan dan konseling ada 5 macam, yaitu:
1.    Pencegahan
Bimbingan dan konseling berusaha mencegah siswa dari berbagai masalah yang mungkin timbul, yang dapat menggangu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
2.    Penyembuhan
Bimbingan dan konseling diusahakan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang dialami oleh siswa.
3.      Perbaikan
Bimbingan konseling untuk memperbaiki kondisi siswa dari permasalahan yang dihadapinya sehingga dapat berkembang secara optimal
4.      Pemeliharaan
Bimbingan dan konseling untuk memelihara kondisi indibidu yang sudah baik agar tetap baik.
5.      Pengembangan

Bimbingan dan konseling untuk mengembangkan berbagai potensi dan kondisi positif individu dalam rangka perkembangan dirinya sendiri secara mantap dan berkelanjutan.